Move On!

Hari ini merupakan hari ke-5 dimana status saya yang semula anak rumahan menjadi anak kost. Well, ternyata menjadi anak kost tidak seburuk yang saya bayangkan sebelumnya, hehe... Justru saya sangat menikmati keadaan yang sekarang ini. Walaupun bagi sebagian orang tinggal di rumah orang tua sendiri lebih nyaman, tapi sepertinya hal itu tidak berlaku bagi saya (dan juga sebagian orang yang lain).

Memang, ketika di rumah orang tua sendiri itu kita lebih bebas melakukan apa saja. Misalnya bangun pagi (setelah sholat subuh) jam berapapun tidak masalah, makan sebanyak apapun tidak ada yang melarang, mandi selama apapun tidak ada yang menegur, dan sebagainya. Namun justru kenyamanan yang berlebih itulah yang akhirnya membuat saya tidak nyaman lagi berada di rumah orang tua saya. Setidaknya sudah dari awal tahun 2013 ini saya merencanakan untuk nge-kost atau nge-kontrak di rumah yang jauh dari orang tua. Alasan utamanya apa? Saya ingin mandiri, titik.

Saya merasa tidak bisa berkembang ketika berada di rumah orang tua sendiri. Pasalnya saya jadi tidak memiliki tanggungan berupa biaya makan dan biaya sewa tempat tinggal. Memang 2 tahun belakangan ini, untuk keperluan pribadi saya tidak pernah mau lagi menerima uang pemberian orang tua, termasuk biaya kuliah. Biaya-biaya tersebut sudah saya tanggung sendiri dari hasil usaha konveksi dan jasa desain yang mulai saya rintis dari awal tahun 2012. Alhamdulillah, hingga saat ini Allah memberikan kecukupan rizki kepada saya sehingga masih istiqomah untuk kuliah sambil bekerja punya usaha.

Nah, setelah 1 tahun lamanya saya berada di zona nyaman itulah, akhirnya di awal tahun 2013 saya memutuskan bahwa saya harus pergi move on (hijrah) dari rumah. Saya ingin menambah beban pikiran dan beban biaya yang selama ini sudah saya tanggung sendiri. Tapi ternyata tidak semudah itu, tantangan terberat justru datang dari orang tua saya sendiri. Mereka tidak memberikan ijin, khawatir jika nanti saya kerepotan hidup sendiri. Tidak bisa bangun pagi, jadwal makannya tidak terkontrol, dan ketakutan-ketakutan lainnya. Toh juga sama-sama Semarang nya, mubadzir uangnya yang terbuang karena harus membayar sewa kost/kontrakan.

Baiklah, kekhawatiran mereka saya terima. Sambil pelan-pelan saya mulai membuktikan bahwa saya sudah benar-benar bisa dan ingin hidup mandiri. Yang perlu dicatat adalah saya melakukan ini bukan dalam rangka melawan kemauan orang tua, melainkan saya ingin masa depan saya menjadi lebih baik, tidak melulu bergantung kepada orang tua. Saya juga bukan berarti ingin membuang-buang uang, tapi bagi saya biaya tersebut merupakan investasi nyata untuk pembelajaran hidup mandiri. Akhirnya lewat pendekatan yang intens disertai bukti-bukti nyata, hati mereka luluh juga. Alhamdulillah terhitung tanggal 11 November 2013 saya hijrah dari Pedurungan ke Gunungpati. Memang tidak terlalu jauh sih, tapi bayangkan saja kalau setiap hari harus menempuh perjalanan selama + 45 menit, pegel juga bro :D

Oh iya, sebenarnya ada satu senjata pamungkas yang membuat orang tua saya akhirnya mengijinkan saya untuk ngekost. Yaitu SKRIPSI, hehe... Sudah setahun lamanya saya mendiamkan makhluk manis bernama skripsi itu. Saya bilang kepada orang tua saya kalau dengan dekatnya jarak kost ke kampus bisa lebih memudahkan saya untuk mengerjakan skripsi. Tapi tujuan utama saya yang sebenarnya adalah saya ingin hidup lebih mandiri. Syukur-syukur bisa sambil mengembangkan bisnis juga. Karena ketika berada di lingkungan yang super aktif dan liar seperti lingkungan kampus, membuat otak kita menjadi terus berpikir untuk memunculkan ide kreatif.

Seperti halnya Rasulullah yang pernah move on dari kota Mekah ke Madinah untuk menyelamatkan agama Islam dan orang-orang sukses lainnya yang pernah melakukan move on dalam hidupnya. Yah, inilah perjalanan hidup saya dan perjuangan saya untuk akhirnya dapat move on atau hijrah dari rumah orang tua saya menuju rumah kost yang sangat sederhana. Harapan saya dalam waktu dekat ini adalah menyelesaikan skripsi dan wisuda, setelah itu saya akan menyewa ruko/rumah kontrakan di pinggir jalan raya yang rencana akan saya jadikan tempat tinggal, tempat produksi, sekaligus kantor dari usaha saya. Semoga semuanya dimudahkan oleh Allah, aamiin. Mohon doanya juga ya para pembaca sekalian ^^


Kamar berukuran 2m x 2m, yang menjadi awal untuk kehidupan yang lebih baik lagi, insya Allah :)

Komentar

  1. Suka filosofinya. Move on = hijrah. :D

    BalasHapus
  2. @Lanina Lathifa:
    Wah, dikomen sama penulis buku (calon) best seller yang judulnya Move On juga, hoho. Mohon diluruskan ya kalau ada salah kata atau salah persepsi, Bu :)

    Lha kamu kapan "move on"nya, Nin? Undang2 lho ya :D

    BalasHapus
  3. aamiin.. hehe lucu-lucu.. :D

    pertama kali mampir, nih, monggo kalau malau mampir balik ke rumah jingga saya.. tentunya kritik dan saran selalu di tunggu.

    BalasHapus
  4. Hehe, aamiin. Lewat postingan ini, Move On dibantu promo sama (calon) pengusaha sukses mulia. :D Btw, move on kok ngundang2 sih? Move on itu ngajak2 dongs. :D

    BalasHapus
  5. @pandanwangi156:
    Selamat datang di Blog saya :)
    Di luar masih hujan, di sini dulu ya baca-baca artikel yang lain, hehe...

    @Lanina Lathifa:
    Coret kata 'calon'nya terus bilang "Aamiin..." :D

    Hoho...maksudnya "Move On" dalam pengertian yang lain, bukan hijrah lagi :p

    BalasHapus
  6. Semoga dengan move on nya mas Bah bisa membuat segalanya dipermudah, termasuk skripsi dan bisnisnya :D :D

    BalasHapus

Posting Komentar