Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2015

Calon Enterpreneur Hafidz Hafidzah

Gambar
Hari Sabtu kemarin, saya mendapat kesempatan untuk sharing tentang materi kewirausahaan di depan adik-adik Pesantren Tahfidz Bina Insani Semarang. Ini merupakan pengalaman pertama saya berbicara tentang materi "seberat" ini di depan adik-adik seusia anak SMP. Memang sebelumnya beberapa kali materi yang hampir sama sudah pernah saya bawakan di hadapan teman-teman mahasiswa dan adik-adik SMA, tapi tentu bukan hal mudah menyusun ulang materi ini supaya tidak membosankan dan mudah dipahami oleh adik-adik kita yang masih seusia SMP ini. Alhamdulillah, ternyata mereka antusias sekali menyimak slide demi slide presentasi. Dalam sharing kemarin, saya lebih menekankan pentingnya mempunyai mindset dan mental seperti entrepreneur. Untuk ke depan mau jadi apa, insya Allah tidak masalah asalkan punya dua modal utama ini. Banyak kok pengusaha tapi mindset dan mentalnya bukan/belum menjadi entrepreneur, sehingga dia sulit berkembang. Dan banyak juga karyawan yang punya mind

PRASANGKA

Gambar
Sumber: alhikmah.co Hai kamu, maukah aku kasih tahu sesuatu yang jika kamu lakukan (entah itu benar atau salah) keduanya sama-sama menimbulkan kerusakan? Kalau belum tahu, aku kasih tahu ya. Sesuatu itu bernama #PRASANGKA . Prasangka itu, jika benar, tidak akan menimbulkan kebaikan bagi keduanya. Baik untuk si pelaku maupun (sebut saja) korban. Yang ada, korban biasanya tersinggung atau merasa tidak nyaman karena ada yang telah berprasangka kepadanya, meskipun ternyata prasangka itu benar. Dan prasangka itu, jika salah, akan menimbulkan efek kerusakan yang sangat besar. Si korban akan merasa tertuduh, terfitnah, karena pelaku sudah berprasangka yang salah terhadap dirinya. Salah-salah, korban bisa menuduh balik si pelaku. Nah, si korban jadi ikut terpancing untuk berprasangka bukan? Itu kalau hanya 2 orang, bisa dibayangkan kalau prasangka itu melibatkan banyak orang. "Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, karena sebagian dari prasang

Kita Itu Kurang Tilawah, Bukan Kurang Piknik

Gambar
Orientasi kita dalam mengejar harta, jabatan, kekayaan, memang membuat kita menjadi cepat lelah. Tapi sayangnya, banyak orang sering salah mengartikan makna dari "lelah" itu sendiri. Banyak dari kita - termasuk saya sendiri - sering mengartikan bahwa yang lelah dari diri kita adalah fisik dan pikiran kita saja. Sehingga kita merasa cukup mengobati rasa lelah itu hanya dengan tidur atau piknik (rekreasi) ke suatu tempat. Padahal ada satu bagian dari tubuh kita yang mungkin saja lebih merasa kelelahan dan lebih membutuhkan pengobatan daripada fisik dan pikiran kita. Apakah itu? Ya, jawabannya adalah HATI kita. Betapa sering kita berprasangka buruk terhadap rekan kerja kita? Betapa sering kita menahan emosi dan amarah ketika berurusan dengan pimpinan atau klien-klien kita? Betapa sering kita melalaikan Allah karena saking sibuknya kita dengan deadline pekerjaan kita? Lantas, apa obat dari itu semua? "(yaitu) orang-orang yang beriman dan HATI MEREKA menjadi tenteram de