Statusmu, Cerminan Pribadimu
Memiliki jejaring sosial semacam Facebook, Twitter, YouTube, dsb. seperti halnya menghadirkan diri kita dalam suatu komunitas. Tentunya salah satu konsekuensinya adalah kita akan dikenal dalam komunitas itu. Satu hal yang paling disoroti dari adanya situs jejaring sosial ini adalah terkait dengan update status yang kita buat. Tampak sepele, tapi jika diremehkan akan membawa dampak yang cukup signifikan dalam kehidupan nyata kita lho. Oleh karena itu, pandai-pandailah dalam meng-update status, meng-tweet atau apapun namanya, sehingga orang lain tidak memiliki penilaian yang negatif kepada diri kita.
Saya sendiri berusaha keras untuk tidak meng-update status yang sembarangan, seperti halnya keluhan, kritikan, status ga penting, status ga jelas, luapan amarah, dan lain-lain. Karena itu semua akan berdampak pada image saya juga di kehidupan nyata. Selain itu juga status yang berisi keluhan-keluhan dapat membuat orang lain yang membacanya ikut merasa terbebani. Misalnya nih ya...
Si Gak Semangat "Hari ini sebel banget, udah berangkat sekolah terlambat n kena marah gurunya. Eh, pulang sekolah kena marah lagi sama ortu."
dikomen sama Si Ikut2an Gak Semangat "Iya sama, aku juga hari ini kena marah banyak orang. Bete deh!"
Tuh kan...gara-gara Si Gak Semangat update status gak bermutu seperti itu akhirnya nular deh ke Si Ikut2an Gak Semangat yang sebetulnya bisa saja Si Ikut2an Gak Semangat sebelum membaca status Si Gak Semangat gak kenapa-kenapa. Tapi karena dibahas sama Si Gak Semangat jadi ketularan bete-nya. Nah lho? Kamu termasuk yang seperti itu juga ga nih?
Coba kalo statusnya seperti ini...
Si Semangat "Tadi pagi terlambat datang ke sekolah. Tapi alhamdulillah cuma kena marah aja sama gurunya. Coba kalo dijemur seharian di bawah tiang bendera, bisa-bisa tambah item nih rambut (lho?). Next time, jangan sampai terlambat lagi ya!"
dikomen sama Si Ikut2an Semangat "Hahaha...betul bro, tadi aku juga terlambat. Tapi dinikmatin aja lah kalo kena marah. Asal ga setiap hari aja kita terlambatnya :)"
Gimana? Beda kan? Walaupun inti masalahnya sama, tapi karena Si Semangat pinter mengolah kata-kata jadi muatannya berbeda. Hal yang sebetulnya menjadi penurun semangat karena dia terlambat dan kena marah, diubah oleh Si Semangat menjadi semangat positif untuk merubah perilakunya. Dan itu membawa dampak yang baik bagi orang lain yang membacanya.
Nah, oleh karena itu mulai sekarang mari kita update status dengan hati-hati. Lebih bagus lagi kalau isinya memotivasi orang lain, menyampaikan ayat Al-Qur'an/Hadits, dll. Sehingga teman (Facebook atau Twitter atau apapun namanya) kita juga suka dengan status-status kita dan merasakan efek positif dari status yang kita buat. Oke? Mulai sekarang mari kita buat status-status yang baik! ^o^
Assalamu'alaykum,,
BalasHapuskontennya bagus,saya sependapat.
saran: up date-an status antm selama 1 tahun terakhir lebih baik tidak dicantumkan, karena terkesan sombong (afwan). Seolah-olah ingin menunjukan antum telah banyak melakukan kebaikan dengan up date-an status antm.
tambahan: semakin sering seseorang fb-an tanpa kepentingan yang jelas, menurut saya itu adalah indikator pengangguran.
Waalaikumsalam...
BalasHapusTerima kasih sudah berkenan membaca dan memberi komentar...^_^
Mmm...menurut antum terkesannya sombong ya? Sebenarnya sih niatnya cuma ingin berbagi saja koq, supaya bisa menjadi inspirasi. Biar tidak terkesan omong doang gitu. Oke deh untuk bahan evaluasi saya pribadi. Makasih ya koreksinya :D
Setuju dengan antum untuk tambahannya. Hanya saja bukan berarti lalu dia seorang pengangguran, kalau FBan-nya malem misalnya setelah pulang kerja. Mungkin dia butuh tempat saja untuk berekspresi. Lebih tepatnya semakin sering seseorang update status ga jelas, semakin menandakan bahwa orang itu belum dewasa...