Kita Itu Kurang Tilawah, Bukan Kurang Piknik



Orientasi kita dalam mengejar harta, jabatan, kekayaan, memang membuat kita menjadi cepat lelah.

Tapi sayangnya, banyak orang sering salah mengartikan makna dari "lelah" itu sendiri.

Banyak dari kita - termasuk saya sendiri - sering mengartikan bahwa yang lelah dari diri kita adalah fisik dan pikiran kita saja.

Sehingga kita merasa cukup mengobati rasa lelah itu hanya dengan tidur atau piknik (rekreasi) ke suatu tempat.

Padahal ada satu bagian dari tubuh kita yang mungkin saja lebih merasa kelelahan dan lebih membutuhkan pengobatan daripada fisik dan pikiran kita.

Apakah itu?

Ya, jawabannya adalah HATI kita.

Betapa sering kita berprasangka buruk terhadap rekan kerja kita?

Betapa sering kita menahan emosi dan amarah ketika berurusan dengan pimpinan atau klien-klien kita?

Betapa sering kita melalaikan Allah karena saking sibuknya kita dengan deadline pekerjaan kita?

Lantas, apa obat dari itu semua?

"(yaitu) orang-orang yang beriman dan HATI MEREKA menjadi tenteram dengan MENGINGAT ALLAH. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram." (QS. Ar-Ra'd: 28)

Ya, obat dari semua rasa lelah yang ada di hati kita itu adalah dengan cara mengingat Allah.

Baik melalui dzikir, maupun dengan tilawah atau membaca Al-Qur'an.

Bukankah komunikasi yang paling efektif antara seorang hamba dengan Rabb-Nya adalah dengan berdo'a dan membaca Al-Qur'an?

Melalui do'a, kita sebagai hamba meminta dan memohon kepada Allah.

Melalui Al-Qur'an, salah satu cara Allah memberikan jawaban atas do'a-do'a yang senantiasa kita panjatkan.

"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi PENAWAR dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al-Isra': 82)

Komentar