Belajar dari Ryota-kun

Well, tak terasa sudah 3 minggu saya berada di sekolah yang terletak di Jalan Pemuda 143 Semarang ini. Teringat sekitar satu bulan yang lalu, saat memilih tempat PPL, saya sempat ragu dengan pilihan saya untuk mengambil PPL di SMA Negeri 5 Semarang. Bukan tanpa sebab, karena SMA ini merupakan sekolah favorit di Semarang, bahkan banyak yang bilang SMALA berada satu tingkat di bawah SMA Negeri 3 Semarang yang merupakan SMA Negeri terbaik se-Kota Semarang. Namun, setelah mendapatkan pengalaman mengajar, akhirnya semua omongan itu terbukti. Siswa di sekolah ini memang cukup baik dalam penerimaan materi, entahlah mungkin memang karena saya mendapatkan 'jatah' mengajar di kelas unggulan di sekolah ini, hehe... Tapi apapun itu, saya sangat bersyukur telah berada disini, karena banyak sekali pengalaman yang saya dapatkan, termasuk untuk yang satu ini :)

Siang itu, tepatnya 1 September 2012, ruang PPL kami cukup dikagetkan dengan kedatangan seorang lelaki dengan tinggi sekitar 175 cm, berkulit kuning, dan bermata sipit. Namun ternyata dia tidak datang sendirian, di sampingnya berjalan pula Sensei Sari dan Sensei Putri, mahasiswa PPL Unnes dari Prodi Pend. Bahasa Jepang.

"Kare wa Bahtera san, Suugaku desuka", kata Sari mencoba memperkenalkanku.
*maaf ya Sar, kalau ada salah penulisan dalam dialogmu, ga begitu bagus listening bahasa Jepang, hehe
Kare = dia
Suugaku = Matematika

"What's your name?", tanyaku yang tidak bisa berbahasa Jepang sambil mengulurkan tangan.

"Ryooo~uutaa", ucapnya pelan sambil mengeja namanya.

Setelah perkenalan singkat itu, dia berkeliling ruang untuk bersalaman dengan teman-teman saya yang lain. Setelah semua orang yang ada dalam ruangan itu selesai dia 'salami', Ryota-kun beranjak untuk mengambil duduk di kursi yang tidak jauh dari tempat saya duduk.

Satu menit, dua menit berlalu, tanpa sedikit pun saya bergeming dari layar HP yang saya keluarkan dari saku celana untuk membaca SMS yang masuk. Akhirnya di menit berikutnya, saya mendekat ke Ryota-kun yang sedang asyik berbincang dengan Sari dan Putri.

Tak lama berselang, saya sudah ikut terlibat dalam pembicaraan yang cukup seru, walaupun dalam dialog bahasa Inggris yang cukup sulit dimengerti sih, hehe...
*orang Jepang cukup terkenal tidak fasih dalam pelafalan bahasa Inggris

Satu jam berlalu, akhirnya Sari mengajaknya ke kantin untuk makan siang. Ada sedikit rasa penyesalan karena tidak bisa bertanya lebih banyak lagi tentang Ryota-kun. Walupun saat itu pun hanya bisa bertanya tentang hal-hal umum karena kemampuan speak English saya yang cukup terbatas, hehe. Dari perbincangan singkat itu ada beberapa hal yang bisa saya tangkap darinya:

1. Ryota-kun datang ke Indonesia dalam rangka menjadi volunteer AISEC, sebuah lembaga yang salah satunya memiliki program pertukaran pelajar. Ryota-kun akan berada selama 4 minggu di Indonesia dan tanggal 14 September nanti akan pulang ke negera asalnya, Jepang.

2. Selama 2 minggu berada di Indonesia, Ryota-kun banyak belajar tentang hidup di Indonesia. Salah satunya adalah ketika makan. Banyak makanan yang Ryota-kun suka, namun  Ryota-kun cukup heran karena orang Indonesia tidak higienis dalam membuat makanan. Ryota-kun bercerita, beberapa hari yang lalu ketika mau membeli mie ayam keliling dia kaget karena si penjual mencuci mangkuk yang akan Ryota-kun pakai untuk makan hanya di ember kecil yang airnya sudah kotor. Sempat berpikir untuk tidak jadi memakannya karena jijik, tapi akhirnya dia pun memakannya. Dan apa katanya? Rasanya cukup enak. Hahaha...:D *namanya laper tetep aja dimakan. Tapi tidak lama setelah itu, katanya dia sempat sakit perut, hehe... "I am in bad condition for my first two weeks in Indonesia", katanya.

3. Di Jepang, anak-anak ataupun remaja tidak diajarkan Bahasa Inggris. Ryota-kun pun belajar Bahasa Inggris lewat radio, buku, ataupun televisi. Tidak heran kalau banyak orang Jepang yang tidak fasih dalam bahasa Inggris, meskipun mereka pintar-pintar. Selain itu juga  memang mereka sangat bangga dengan bahasa mereka sendiri. Bahkan semua buku-buku yang berasal dari luar Jepang pun diterjemahkan ke Bahasa Jepang semua oleh pemerintahnya.

4. Banyak hal yang tidak populer di Jepang, tapi justru malah populer di Indonesia. Ryota-kun mencontohkan beberapa lagu dan anime yang ternyata di negeri asalnya tidak populer tapi di Indonesia banyak digemari.

5. Ryota-kun baru hafal 21 kosakata dalam Bahasa Indonesia, karena katanya sulit menghafalkan kosakata dalam bahasa Indonesia sedangkan dia juga masih belajar bahasa Inggris.

6. Saat ditanya pendapatnya mengenai manajemen waktu orang Indonesia, Ryota-kun sempat menunduk dan berekspresi sedih. Katanya, "Saya tidak tahu apa yang ada di pikiran orang-orang Indonesia. Bagi kami (orang Jepang), datang tepat waktu itu sangat penting, karena itu merupakan suatu janji (komitmen). Tidak hanya untuk masalah bisnis, tapi dalam hal apapun bagi kami waktu itu sangat penting." *ini nih yang paling berkesan, insya Allah setelah ini saya akan semakin menghargai waktu ^^

7. Ryota-kun selama di Indonesia tinggal di Asrama Undip. Ajaibnya, pagi tadi dia naik angkutan umum dari Undip ke SMA 5 tanpa nyasar! Nah lho, gimana caranya ya? :D
Yang terakhir dan yang paling lucu, Ryota-kun sempat menyampaikan sebuah pernyataan.
"Saya heran dengan orang Indonesia, mereka sangat suka sekali difoto", ucapnya sambil tersenyum lalu ditarik oleh seorang teman yang sebelumnya meminta untuk foto bareng dengannya.
*mungkin bukan kali ini saja kali ya dia diminta foto bareng sama orang Indonesia :D

Bahtera-kun dan Ryota-kun
Taraaa... Alhamdulillah saya juga dapet kesempatan buat foto bareng :)
"Sayooonaraaa~, Ryota-kun. Insya Allah suatu saat nanti saya yang akan gantian kesana!"
Aamiin...^_^

Komentar

  1. すごい。。
    well, saya pernah skype-an dengan nihonjin (orang jepang) yang bisa berbahasa indonesia, katanya orang indonesia banyak yang jahat.

    watashi mo nihon e ikitain desu. (saya juga ingin pergi ke jepang)

    BalasHapus
  2. Nice ^__^
    Orang Jepang disiplin banget. bisa menguasai dunia tanpa belajar bahasa Inggris dari kecil..wooww -_- *heraann kereenn

    BalasHapus
  3. @Tunjung:
    Mungkin karena kebetulan waktu dia ke Indonesia ketemunya sama orang Indonesia yang jahat. Di mata dunia orang Indonesia terkenal ramah-ramah kok, tapi pemalas :)

    @shaby:
    Iya, mereka kerja keras hampir di semua aspek, ga pilih-pilih. Sungguh berbeda dengan kita yang sukanya pilih-pilih dalam bekerja keras, hehe ^^ *pengalamanpribadi

    BalasHapus

Posting Komentar