Postingan

Apa Hakikat Hidupmu?

Gambar
Kita mungkin memang butuh diingatkan, selalu diingatkan, bahwa hakikat hidup di dunia ini adalah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan menerima sebanyak-banyaknya. Lantas kenapa kita sering mengeluh ketika kita berkorban jauh lebih banyak daripada orang lain? Lantas kenapa kita mudah sakit hati ketika apa yang kita berikan lebih banyak dari apa yang kita terima? Hai, Fulan. Siapa yang kau tiru? Rasulullah shalallahu 'alaihi wassalam? Yang katamu uswatun hasanah? Yang kau bilang panutan terbaikmu itu? Asal kau tahu, malaikat penjaga gunung pernah meminta ijin untuk menimpakan Uhud ke salah satu kaum yang tidak mengikuti nasihat beliau, tapi beliau menolaknya. Asal kau tahu, setiap beliau pergi ke masjid, setiap kali itu pula beliau diludahi, yang entah suatu ketika si peludah yang biasa meludahinya tidak ada lantas beliau merindukannya, "Kemana perginya orang yang biasa meludahiku?" Bahkan di akhir hayatnya, beliau masih sempat mengingat

Kebakaran di Israel, Ujian atau Azab?

Gambar
Akhir-akhir ini sedang hangat dibicarakan mengenai kebakaran yang terjadi  di Israel. Ada yang menganggap ini azab pedih yang ditimpakan Allah kepada mereka. Tetapi bagi saya, ini justru merupakan UJIAN bagi mereka. Begitu juga bagi kita. Loh, kok bagi kita? Sabar bro, baca dulu sampai akhir. Kebakaran ini jelas ujian bagi mereka, bahwa segala sesuatu yang ada di muka bumi ini pada dasarnya adalah titipan. Mereka kini merasakan pedihnya kehilangan tempat tinggal, kehilangan anggota keluarga, kehilangan harta benda, semua porak poranda, seperti halnya saat mereka melakukan kekejaman kepada bangsa Palestina. Siapa tahu, di balik ujian ini hidayah dari Allah akan datang kepada mereka. Mereka sadar bahwa yang mereka lakukan selama ini salah. Terlebih bangsa Palestina yang selama ini mereka musuhi dan rampas kemerdekaannya itu, dengan sukarela turut menawarkan bantuan kepada mereka . Kebakaran ini juga merupakan ujian bagi diri kita. Ujian untuk menahan lisan kita dari men

Olimpiade Pecinta Qur'an (OPQ) 2016

Gambar
Foto ini adalah kenangan 1 tahun yang lalu saat saya datang di acara ODOJ Untuk Negeri (OUN) yang sukses terselenggara di Masjid Istiqlal, Jakarta. Sedangkan untuk tahun ini, agenda besar ODOJ yaitu Olimpiade Pecinta Qur'an (OPQ) yang insya Allah akan dilaksanakan tanggal 5-13 November mendatang. Tidak sabar rasanya ingin segera datang di acara puncak OPQ, yaitu Tilawah Akbar, yang insya Allah akan menghadirkan 5 Syaikh dari 5 benua dan dihadiri oleh beberapa tokoh nasional. Tak lupa panitia mentargetkan 75.000 orang untuk bisa hadir dan melakukan tilawah bersama di Candrabhaga Stadium, Bekasi. Masya Allah... Kebayang kan betapa seru dan merindingnya kita yang nanti akan hadir di sana. Semoga sedikit syiar Al-Qur'an yang dilakukan oleh komunitas One Day One Juz ini dapat memberikan energi positif dan semangat bagi bangsa Indonesia ini untuk semakin mencintai dan memuliakan Al-Qur'an. Aamiin. Sehingga tidak ada lagi kasus penistaan terhadap Al-Qur'an, yang ada adalah

Pekerja vs Pengusaha

Gambar
Banyak teman yang bekerja di perusahaan (terutama perusahaan swasta) sering mengeluh karena saat mereka bekerja sering mendapat tekanan dari boss/pimpinannya. Mereka tidak tahu kalau sebagian besar pengusaha (terutama pengusaha pemula) ternyata juga hidupnya sering mendapat tekanan. Tekanan dari pesaing, rekan kerja yang tidak sevisi, naik turunnya harga bahan baku, munculnya inovasi produk baru, dan sebagainya. Tapi bedanya, pengusaha cenderung tidak mengeluh karena menganggap itu semua sebagai TANTANGAN yang harus dihadapi. Inilah perbedaan yang sebenarnya. Menjadi pekerja atau pengusaha adalah soal MENTALITAS, bukan melulu soal pekerjaan. Tak sedikit pekerja yang memiliki mental pengusaha, yang akhirnya dia berhasil meraih jabatan tertinggi di perusahan tempatnya bekerja. Dan sangat banyak menemukan pengusaha dengan mental pekerja, belum apa-apa maunya kerja enak, tidak disiplin terhadap target sendiri, kerjaannya ngopi dan nongkrong dengan sesama pengus

Ruang Tunggu

Gambar
Aku merasa beruntung ditakdirkan menjadi seorang lelaki. Yang dalam masa penantian ini, lebih dituntut untuk banyak bertindak daripada menunggu. Meskipun, dalam bertindak juga diperlukan keberanian dan persiapan mental yang layak. Meskipun, ada resiko yang harus ditanggung dalam setiap tindakan, yaitu penolakan. Meskipun, setiap lelaki punya cara masing-masing dalam mendefinisikan tindakan itu sendiri. Ada yang terlampau berani, mengumbar umpan kesana kemari, dengan harapan ada salah satu yang mau menjadi pujaan hati. Ada yang memilih hati-hati sekali, karena merasa ini persoalan hidup dan mati. Ada pula yang sangat khawatir dengan penolakan, sehingga tak kunjung datang untuk menghalalkan. Tetapi, dibanding perasaan yang harus ditanggung setiap lelaki, aku tetap tidak bisa membayangkan bagaimana was-was nya kamu yang ada di sana. Yang sedang menunggu, ada seorang pemuda baik yang datang meminta restu kepada kedua orang tuamu. Terlebih, jika pemuda yang datang terlebi

Menemukan Atau Ditemukan

Gambar
Kita tentu sama-sama sudah tahu, bahwa pada dasarnya semua yang tertulis di muka bumi ini sudah terbukukan rapi di dalam 'diary' Allah bernama Lauhul Mahfudz. Rizqi yang kita peroleh dari kita bekerja atau dari pemberian orang lain. Jabatan yang kita perjuangkan dengan susah payah maupun yang kita raih dengan begitu mudah. Itu semua adalah perkara siapa yang menemukan atau ditemukan terlebih dahulu. Rizqi yang menjemput kita, atau kita yang menjemput rizqi lebih dulu. Jabatan yang meraih kita, atau kita yang meraih jabatan lebih dulu. ... Hmm...begitu pula antara aku dan kamu. Dahulu kita pernah sama-sama berada dalam ruang tunggu antara aku yang menemukan kamu lebih dahulu atau aku yang ditemukan kamu lebih dahulu. Sampai akhirnya kita saling menemukan satu sama lain, tanpa tahu siapa yang menemukan siapa terlebih dahulu. Dan seperti halnya rizqi dan jabatan yang telah Allah titipkan kepada setiap hamba-Nya, ada satu hal yang perlu aku la

Burung Pembawa Pesan

Gambar
"Banyak orang berpikiran ketika sudah menikah nanti akan bisa melakukan ini itu dsb. Merasa semuanya akan menjadi lebih mudah dilakukan karena sudah memiliki pasangan yang bisa diajak berbagi dan bekerja sama." "Tetapi, Benarkah realitanya seperti itu? Bukankah banyak pasangan ketika setelah menikah justru perlahan-lahan mundur dalam barisan kebaikan?" "Dan, tidak kah kau lihat dirimu saat ini? Jika saat masih sendiri saja kau sudah sering rapuh, apa yang menjaminmu menjadi tangguh saat sudah bersama dengannya?" "Jangan-jangan menikah hanya kau jadikan alasan untuk bisa menjadi biasa-biasa saja saat ini. Dan nanti setelah menikah pun, akan tetap menjadi biasa-biasa saja." "Hai, sadarlah!", pesan terakhir burung yang menyadarkan lamunanku.

Siapa dan Bagaimana

Gambar
Temanku yang saat itu sedang dalam proses ta'aruf dengan calon istrinya pernah berpesan, "Menikah itu bukan perkara (dengan) 'siapa', tetapi 'bagaimana' kamu menjalani prosesnya." Di lain kesempatan, sahabatku yang saat ini hidup bahagia bersama istrinya pernah mengisahkan, "Aku sama istriku setiap bulan sekali pasti keluar untuk nonton bioskop. Ga peduli filmnya apa. Karena istriku memang suka nonton film. Kalau film romantis, biasanya istriku yang nonton, aku tidur. Kalau film action, aku yang nonton, gantian istriku tidur. Tapi kami ga pernah mempermasalahkan itu. Karena memang kita punya kesukaan masing-masing. Kalau kata istriku, 'Yang penting aku udah ditemenin nonton sama kamu. Makasih ya, Bi.' Itu sudah cukup buat istriku bahagia. Karena ini tentang (bersama) 'siapa', bukan 'bagaimana' (keadaannya)." Dua pesan dengan makna yang sangat dalam. Tentang dua kondisi berbeda mendahulukan 'siapa'

Hidup Mulia Tanpa Riba

Gambar
Ketika berbicara tentang riba, masih banyak orang yang merasa awam dengan istilah yang satu ini. Kebanyakan pernah mendengar riba dan tahu bahwa itu haram, namun banyak pula yang tidak tahu bahwa ternyata dirinya termasuk ke dalam pelaku riba itu sendiri. "Allah melaknat orang yang memakan (pemakai) riba, orang yang memberi riba, dua orang saksi dan pencatat (dalam transaksi riba), mereka sama saja." (HR. Muslim) Jika saat ini kita termasuk seperti yang disebutkan pada hadits di atas, mari kita bertaubat dan segera cari tahu apa itu riba. Mumpung belum terlambat dan terlalu jauh masuk ke dalam kubangan riba. Islam mewajibkan umatnya untuk terus menuntut ilmu hingga akhir hayat. ”Menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.” (HR. Ibnu Majah) Ketidaktahuan kita akan suatu hal memang mendapat keringanan dari Allah. Tetapi ketidaktahuan yang mana dulu? Ketidaktahuan karena belum sempurnanya kita saat belajar atau ketidaktahuan kita karena tidak mau belajar? B

Bukan Sebatas Takdir

Gambar
Kau tahu apa bedanya ujian sekolah dan ujian kehidupan yang sesungguhnya? Jangan pernah kau samakan, karena ia sungguh berbeda, sungguh. Ujian sekolah seringkali hanya menawarkan satu solusi, just one. Tidak ada pilihan lain selain kau menulis jawaban dari gurumu supaya benar. Sedangkan ujian kehidupan menawarkan puluhan bahkan mungkin ribuan solusi dari setiap masalah yang ada. Kau diberi kesempatan untuk memilih. "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (94: 5-6) Ada banyak pilihan benar, dan tentu saja ada banyak pilihan salah. Maka mendekatlah ke Maha Benar ketika kebenaran yang akan kau pilih. Lalu pandanglah ujian, cobaan, serta amanah adalah cara Allah menempa kita, bukan sebatas takdir yang sudah semestinya melekat pada diri kita.

Belajar Tulus Di Dunia Yang Penuh Modus

Gambar
Di saat banyak orang berlomba-lomba memenuhi gaya hidup, yang penting kita bisa tetap hidup, cukup. Di saat banyak orang terpikat mengejar dunia, kita fokus saja mengejar akhirat, nanti kan dunia yang merapat. Di saat banyak orang berambisi mem'permak' penampilan,  tetaplah tampil menawan, tapi tanpa karbitan. Kalau kata Ustadz Riyadh, "Belajarlah untuk tulus, di dunia yang penuh dengan modus."